KONSEP PEMBEBASAN DALAM HINDU
Posted by Balipost on 2006-08-09
DALAM berbagai sastra suci Hindu, sudah diprediksi berbagai ciri-ciri baik dan buruknya keadaan setiap zaman. Dari zaman Kerta, Treta, Dwapara maupun zaman Kali. Misalnya ciri-ciri zaman Kali Yuga seperti sekarang ini. Apa yang terjadi dewasa ini sudah dinyatakan dengan sangat jelas dalam sastra suci Hindu ribuan tahun yang lalu.
Bagaimana cara mengatasi ciri negatif setiap zaman, juga sudah diajarkan dalam berbagai sastra suci Hindu. Kalau benar-benar kita paham dengan cara mengatasi keadaan setiap zaman itu, maka manusia pun akan selalu dapat memperkecil akibat buruk dari keadaan negatif setiap zaman. Misalnya keadaan zaman Kali dalam Manawa Dharmasastra dinyatakan bahwa Dharma hanya berkaki satu sedang Adharma berkaki tiga. Ini artinya suara ketidakbenaran jauh lebih kuat dari pada suara kebenaran (dharma).
Dalam kekawin Nitisastra juga sudah dikatakan bahwa yang paling diutamakan pada zaman Kali adalah kekayaan. Dalam kekawin dinyatakan srbgai berikut: Singgihyan tekaning yugaanta kali tan hana lewiha saking mahadhana. Artinya: Sunguh kalau zaman Kali datang tidak ada yang lebih utama dari kekayaan (harta benda). Karena itu zaman Kali ini benar-benar nyata, uanglah yang paling berkuasa.
Karena itu, dewasa ini uanglah yang menjadi ajang perebutan sesama manusia. Orang pun rela mengorbankan kehormatan dan harga dirinya demi uang. Selanjutnya dinyatakan pula dalam kekawin Nitisastra bahwa orang berilmu, para pemimpin, orang suci, orang kuat pengaruhnya semuanya mengabdi kepada orang kaya. Dalam kekawin Nitisastra dinyatakan sbb: Tan waktan guna suura Pandita Widagda pada mengayap ring dhaneswara. Artinya: sungguh sulit diungkapkan, para ilmuwan, para pemimpin, orang suci, orang kuat, semuanya menjadi abdi orang kaya.
Dalam sastra lainnya juga diungkapkan bahwa para penguasa tidak lagi berderma kepada mereka yang miskin malahan disuap oleh orang yang kaya. Pengusaha (Waisya) tidak lagi menghormati penguasa, karena memang sudah tidak pantas lagi untuk dihormati. Para Brahmana enggan mentaati ajaran kitab suci. Orang saling meninggi-ninggikan dirinya. Karena pengaruh zaman Kali manusia menjadi kegila-gilaan, suka berkelahi berebut kedudukan. Orang saling bermusuhan dengan saudaranya sendiri dan mencari perlindungan pada musuh. Demikian antara lain ciri-ciri negatifnya zaman Kali.
Di Bali pun ada beberapa sumber lontar yang menjelaskan keadaan zaman Kali yang sangat mirip dengan bunyi sastra suci tersebut. Misalnya Lontar Sangara Bumi, Yoga Sengara, Kali Yuga dam lainnya. Yang patut direnungkan bagaimana manusia mencari pembebasan dirinya dari pengaruh negatif zaman Kali itu untuk dapat hidup bahagia. Pertama-tama yang patut dilakukan adalah memahami keadaan zaman Kali yang memang seperti itu adanya.
Kita tidak perlu tegang apa lagi stres menghadap keadaan zaman Kali seperti itu. Janganlah kita ingin melihat zaman Kerta pada zaman Kali. Jangankan zaman Kerta, keadaan zaman Treta dan Dwaparapun tidak mungkin kita jumpai pada zaman Kali.
Demikian juga jangan bermimpi keadaan di dunia fana ini seperti keadaan di sorga sebagaimana diuraikan dalam berbagai kitab Sastra Agama. Dengan cara berpikir seperti itu kita akan lebih tenang menghadapi zaman Kali. Dari ketenangan itu, kadar kecerdasan dan kadar spiritualitas akan lebih aktif menghasilkan gagasan-gagasan yang benar-benar bijak untuk mengatasi setiap persoalan yang muncul di zaman Kali ini. Selanjutnya untuk membebaskan diri kita dari pengaruh negatif zaman Kali hendaknya kita taati apa yang diajarkan oleh kitab suci. Sudah dinyatakan dalam kitab Manawa Dharmasastra bahwa cara beragama zaman Kali adlah dengan cara lebih menekankan pada dana punia.
Tentunya cara-cara yang lainnya seperti bertapa, melakukan upacara yadnya sebagai media untuk melakukan Jnyana, Karma dan Bhakti tidak boleh dilupakan. Cuma beda penekanannya saja. Melakukan dana punia itu tentunya harus dengan cerdas. Artinya ikutilah ajaran tentang melakukan dana punia sebagaimana diajarkan oleh kitab-kitab sastra suci. Misalnya dalam Bhagawad Gita XVII.20 yang menyatakan bahwa melakukan dana punia itu hendaknya berpedoman pada ajaran Desa, Kala dan Patra.
Desa artinya disesuaikan dengan tradisi setempat yang sudah berlaku baik dan diterima oleh masyarakat luas. Kala melakukan dana punia itu disesuaikan dengan waktunya. Umumnya dianjurkan ber-dana punia pada saat matahari Uttarayana. Ber-dana punia juga harus tepat kepada orang yang disebut Patra. Patra artinya orang yang patut mendapatkan dana punia. Bhagawad Gita menekankan bahwa yang patut dilakukan zaman Kali adalah berbhakti pada Tuhan dan melayani sesama (Pujanam Sewanam). Itulah yang patut dilakukan untuk mencapai pembebasan rohani pada zaman Kali.
Sumber: BaliPost
Dikutip Oleh ; Karta Vidnyana
Pesan !!!
Untuk Disadari Oleh Generasi Hindu
KEJAHATAN BISA MENANG HANYA BILA ORANG BAIK TIDAK BERTINDAK…!!
Posted by Bhagawan Dwija on 2005-12-07 [ print artikel ini | beritahu teman |
Bhagawadgita sloka 16.4 dan seterusnya menyatakan bahwa kejahatan adalah sifat dan prilaku yang bersumber dari pikiran bangga, sombong, tak peduli, amarah, kasar dan bodoh. Mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Mereka tidak mengetahui kebenaran, dan
secara sadar atau tidak sadar menghancurkan dunia karena berlindung pada hawa nafsu yang tidak dapat dipuaskan, terlena dalam rasa sombong dan kemashuran yang palsu, selalu bertekad melakukan pekerjaan yang tidak bersih, dan senantiasa tertarik pada hal-hal yang tidak kekal. Mereka percaya bahwa memuaskan indria-indria adalah kebutuhan utama peradaban manusia. Karena itu sampai akhir hidupnya kecemasan mereka tidak dapat diukur. Mereka diikat oleh jaringan beratus-ratus ribu keinginan dan terikat dalam hawa nafsu dan amarah.
Mereka mendapat uang untuk kepuasan indria-indria dengan cara yang melanggar hukum.etika bahkan Agama Semuanya itu menjatuhkan mereka kedalam neraka melalui tiga pintu gerbang utama yaitu : hawa nafsu, amarah, dan lobha.
Orang yang sudah bebas dari tiga gerbang neraka itu melakukan perbuatan yang menguntungkan untuk keinsyafan diri sehingga berangsur-angsur ia mencapai
tujuan utama yaitu moksah. Orang-orang ini mengerti apa yang menjadi kewajiban dan apa yang dilarang oleh kitab suci Veda. Dengan pengertian ini mereka yang disebut orang-orang baik tidak boleh diam atau tidak bertindak dikala menemukan orang-orang jahat atau suatu bentuk kejahatan. Ia harus berani menegakkan dharma karena itu berarti menyelamatkan semesta ciptaan Hyang Widhi dan dengan demikian ia dikasihi dan dibimbing menuju kebebasan.
Om Santih, santih, santih
Bhagawan Dwija
Dikutif Oleh HiYoGa
Karta Vidnyana
LEBIH MANIS DARI AMERTA
Posted by Darmayasa on 2006-05-17 [ print artikel ini | beritahu teman |
Salam kasih, Svastyastu,
Seekor keledai..., dengan tenang bergerak maju membawa barang-barang di punggungnya. Wajahnya sama sekali tanpa ekspresi. Datar...maju dengan tenang...dan tidak memperlihatkan rasa letih...
Begitu pula..., kita tanpa sadar membawa beban berat dalam hidup ...menganggap semua itu hal yang normal dan biasa... dan hal itu kita lakukan penjelmaan demi penjelmaan....dalam berbagai jenis badan...tanpa kita merasa bosannn..dan tidak merasa aneh...bekerja untuk yang kita tidak ketahui...maksud dan tujuannya...
Menurut Tulasi Das, selama kita masih hidup didalam khayalan MAYA, maka dunia ini akan terlihat sangaaaattt indah dan manis. Dan kita berpendapat bahwa bhakti kepada Tuhan YME sama sekali tidak ada artinya. Tidak menarik dan tidak ada gunanya. Walaupun sesungguhnya ia ribuan kali lebih nikmat dan lebih manis dari amerta (nectar).
Sepanjang kita bekerja hal-hal duniawi, tanpa mengerti apakah yang sedang kita lakukan, kerja keras apa yang sedang kita lakukan dengan berbagai pengorbanan dan kebanggaan, maka selama itu kita akan berada dalam seberang batas kemanisan spiritual.
Kapan kita berpaling dari hal-hal duniawi, saat itu kita akan mengerti akan KEBENARAN, dan kemanisan berada atau lelap di jalan bhakti. Karena ia telah mengerti apa yang benar dan apa yang tidak benar. Bagaikan seekor ular, ia hanya dapat melihat kalau ia rela melepaskan kulitnya yang sudah mati dan kering (bhs
Untuk mendapatkan intan permata, kita memang perlu mencoba mengerti nilai pecahan kaca dan segera meninggalkannya...manggalam astu...
(Darmayasa)
Dikutif Oleh HiYoGa
Karta Vidnyana
Renungan !!
DON'T BE AFRAID (JANGAN TAKUT!)
Posted by Vibhakarananda on 2006-03-10 [ print artikel ini | beritahu teman | Yato vaco nivartante aparapya mansa saha Anandam brahmano vidvan na vibheti kutashcana.
Sadhaka yang telah menyadari akan Brahma (yang tak terjangkau melalui kata-kata atau pikiran) sebagai perwujudan kebahagiaan (bliss) tak akan merasa takut
di alam semesta ini. Satu musuh terbesar manusia adalah rasa takut. Karena takut banyak sekali potensi manusia yang terbuang yang mengakibatkan lambannya jalan pertumbuhan karakter manusia. Padahal tidaklah sulit untuk mengalahkan rasa takut ini; seseorang hanya perlu memasrahkan diri kepada Brahma.
Ini bukanlah jalan yang terbaik, faktanya inilah satu-satunya jalan. Pertanyaannya sekarang, mengapa manusia perlu takut? Saat mereka, saat ini maupun yang akan datang, dihadapkan dengan suatu kekuatan duniawi
yang lebih besar dari mereka, maka mereka akan dikendalikan oleh instink rasa takut. Namun jika mereka menyadari bahwa daya Parama Purusa lebih besar
dari lawan-lawan mereka, maka mereka tak perlu takut, walaupun mungkin mereka lemah. Karena Parama Purusa berhubungan dengan setiap ciptaan-Nya. Dia-lah Sang Pencipta, dan entitas yang lain berasal dari-Nya. Dia berhubungan sangat intim layaknya sang ayah dan anak-anaknya. Jadi sangatlah alami bagi manusia untuk bergantung pada-Nya, dan Dia terikat untuk melindungi mereka dengan segala daya-Nya.
Hubungan personal antara Parama Purusa dengan ciptaan-Nya disebut dengan ‘Ota yoga’. Melalui ota yoga Parama Purusa berhubungan dengan semua mahluk, tak ada seorangpun yang sendirian, tak ada yang tak tertolong. Parama Purusa, yang menciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang, yang telah tercipta dan yang belum tercipta, yang terjangkau maupun tak terjangkau oleh pikiran, adalah pengendali dan Bapak dari seluruh umat manusia. Dia berhubungan dengan mereka melalui ota yoga, dengan demikian tidak ada
perlunya untuk merasa takut akan kekuatan apapun. Lebih jauh, Ia juga berhubungan dengan seluruh ciptaan melalui prota-yoga atau asosiasi dengan segalanya, pada prota yoga ini, Ia memelihara keseimbangan yang baik antara kepentingan individual dan kepentingan kolektif; atau antara kebebasan individual dan kebebasan kolektif. Ia mengatur mereka yang melanggar kepentingan kolektif, atau meski hanya mencoba untuk melanggarnya. Ia memastikan tak ada mahluk yang sukses sebagai demon di dalam dunia ciptaan-Nya. Jika sang demon menjadi powerful, Dia akan meng-inkarnasikan diri-Nya dengan cara khusus sebagai cara untuk melindungi dunia dari para demon. Dikatakan di dalam Giita,
`Yada yadahi dharmasya glanirbhavati bharata, Cabhyuthanam adharmasya tadatmanam srjamyaham.'
Dikatakan di dalam Giita,
`Yada yadahi dharmasya glanirbhavati bharata, Cabhyuthanam adharmasya tadatmanam srjamyaham.'
Saat para demon di dunia bertambah jumlahnya, saat dharma runtuh dan kehilangan keagungannya (‘glani’ atau ‘distorsi’ berarti pemindahan sebuah objek dari tempat asalnya) dan adharma mengangangkat tinggi-tinggi muka buruknya (abhyutthana berati ‘saat di mana suatu objek diangkat lebih tinggi dari posisi
asalnya), Parama Purusa harus datang meng-inkarnasikan diri-Nya dengan cara khusus untuk memusnahkan para demon yang kuat itu. Demon-demon akan berjuang untuk menahan kekuatan beliau dengan segala daya-upaya, namun ketika the Lord menampakkan diri-Nya, Dia akan datang dengan kekuatan penuh (‘bhaga’)
Aeshvaryainca samgrainca viiryanca yashasah shiyah,
Jinana- vairagyainca sannam bhaga itiungana.'
‘Bhaga’ berarti seluruh kekuatan, yakni anima, laghima, mahima, antaryamitva dan seterusnya (artinya menjadi sangat kecil, sangat besar, sangat berat, maha tahu, dll.) Dengan kedatangan Karakter semacam ini, dunia akan terpolarisasi. Satu grup akan mendukung penuh dan membawa kebesaran nama-Nya, sedangkan grup yang lain akan dengan pahitnya melawan dan menjatuhkan nama-Nya. Salah satu kualitas-Nya adalah ‘Shrii’ yang berarti ‘charming’ – menarik. Orang-orang akan berduyun-duyun mendatangi-Nya secara sadar ataupun tidak. Kata ‘shrii’ adalah kombinasi dari dua konsonan; ‘sha’ dan ‘ra’. ‘sha’ adalah akar kata dari ‘energi’. Jadi ‘shra’ bararti ia yang dipenuhi dengan energi dan juga kemampuan untuk memanfaatkannya. Di dalam gender feminim ini menjadi ‘shrii’ melalui penambahan imbuhan feminim ‘iip’. Kualitas-Nya yang lain adalah pengetahuan dan renunsiasi. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang riil, yakni pengetahuan-diri, yang esensial di dalam memberikan kesejahteraan bagi dunia. Ia maha tahu, omniscient;
`Tatra niratishayam sarvajinabiijam'
dan kualitas berikutnya adalah Vaeragya (renunsiasi) –prefix ‘vi’ – ‘ranj’ + ghain. Vaeragya adalah kondisi di mana tidak ada warna yang mempengaruhi pikiran. Ia
yang tetap tak tergoyahkan oleh apapun diebut dengan 'aparamrsta'. Parama Purusa adalah entitas semacam ini. Ia yang memiliki semua kualitas yang disebut ‘Bhagavan’. Ketika para demon menyebarkan kebengisannya kepada
dunia dalam derajat yang tak tertahankan, dan orang biasa tak mampu menahan kekuatan para demon ini sendirian maupun bersama-sama, Parama Purusa tidak
punya pilihan lain kecuali untuk turun ke dunia untuk membantu mahluk-mahluk yang menderita dan membuat semua perencanaan dan pekerjaan yang diperlukan untuk membawa kesejahteraan.
`Tadatmanam srjamyaham' - `maka Aku harus turun ke muka bumi'. Untuk inilah mengapa manusia tiak perlu takut akan kekuatan apapun dalam situasi apapun.
`Tamiishvaranam paramam maheshvaram tvam devatanam
paramainca daevatam, Patim patiinam paramam parastad
vidama devam bhuvaneshamiidyam.'
`Tamiishvaranam paramam maheshvaram tvam devatanam
paramainca daevatam, Patim patiinam paramam parastad
vidama devam bhuvaneshamiidyam.'
`Iishvara' berarti ‘pengendali’, pengendali semuanya. Di alam semesta, setiap objek membutuhkan sebuah pengendali. Dikatakan di sini `Tamiishvaranam paramam maheshvaram.' Di dalam banyak segi kehidupan terdapat beragam derajat pengendali. Pengendali dari semua itu adalah Maheshvara, pengendali dari semua pengendali. `Tvam devatanam paramainca daevatam'. Artinya barang siapa yang meminta perlindungan pada Parama Purusa, Pengendali Tertinggi, tak akan pernah merasa takut akan pengendali yang lain. Memang, tak ada alasan yang membuat orang untuk takut. Tak terhitung jumlahnya gelombang-gelombang yang tercipta dari Parama Purusa dan menggetarkan alam semesta, yang disebut ‘deva’. Manifestasi-manifestasi gelombang tersebut tidak lain dari ekspresi dari Entitas Singular: Maheshvara. Ia juga disebut Mahadeva karena Dia-lah sumber dari segala ‘deva’. `Patim patiinam'. Pati berarti pemilik. Di dunia ini ada pemilik yang besar dan ada yang kecil. Dalam bahasa
`Paramam parastad'.
Kalikata, November 11, 1978.
Di Kutif Oleh HiYoGa 2007
Karta Vidnyana
Tips HiYoGa !!
MATRAM UNTUK MEMASUKI RUMAH BARU
Posted by Bhagawan Dwija on 2006-04-03 [ print artikel ini | beritahu teman |]
1. Untuk mensucikan rumah dan "ngurip" rumah agar "dibersihkan" dari kekotoran (dalam arti niskala = tidak nyata), Gunakan Mantra pe-Gangga-an dari Veda Parikrama :
OM NAMASTE BHAGAWAN GANGGA
NAMASTE CITA LAMBHVAPI
SALILAM VIMALAM TOYAM
SVAMBHU TIRTHA BHAJANAM
OM SUBHIKSA HASTA HASTAYA
DOSA KILBISA NASANE
PAVITRA SUMAHA TIRTA
GANGGATHAPI MAHODADHIH
OM VAJRAPANI MAHA TIRTHA
PAPASOKA WINASANE
NADI PUSPALAYE NITYAM
NADI TIRTHA TAYA PRIYE
OM TIRTHA NADI TA KUMBHASCA
WARNA DEHA MAHATMANAM
MUNINAM MANGGALA STHAN CA
YE VAPI CA DIVAUKASAH
Artinya :
Hamba sujud kepada-Mu, Dewi Gangga
Hamba sujud pula pada air yang dingin
Riak air yang bebas dari kotoran
Tertampung dalam bejana Svayambhu (air Siva)
Air Tuhan yang memujurkan tangan
Engkaulah pelebur dosa dan kotoran
Engkaulah air suci yang utama
Gangga yang mengalir kelaut
Engkau (Siva) pemegang panah dan petir penguasa air
Melebur dosa dan penderitaan
Air yang menghidupi bunga-bunga
Sungai yang suci, dan tersayang
Sungai yang suci dan mulia
Warnamu mengesankan hati
Memberi kebahagian para pendeta
Dan Engkau penghuni angkasa.
2. Banten-banten itu hanya pelengkap saja. Yang penting anda mengucapkan mantra dengan sungguh-sungguh. Jadi ambil air (kalau bisa ambil air laut yang bersih), taruh di sebuah mangkuk, ucapkan mantra itu dengan memegang sebuah bunga gemitir atau bunga teratai, pakai dupa, dan setelah selesai mengucapkan mantra bunga ditaruh di mangkuk air, lalu percikkan air itu dengan seikat daun kusa (lalang) keseluruh rumah. Kenapa pakai air laut, karena air laut mengandung air Gangga (lihat mantram di atas). Mengapa pakai rumput kusa, karena rumput kusa adalah tanaman yang terpercik siva-amba (air Deva Siva).
Kenapa pakai bunga gemitir, karena bunga gemitir adalah kesenangan Deva Siva), kenapa pakai bunga teratai karena bunga itu tempat kedudukan Siva.
Om Santi, santi, santi,
Bhagawan Dwija.
Dikutif oleh ; Karta Vidnyana untuk Generasi Hindu
Bagi rekan-rekan Generasi Hindu Atau Kalangan Peduli Ajaran Universal Hindu yang memiliki Tips yang bisa diberikan keteman se-Umat ,se-Kepercayaan .Ikutan dong sumbang Ilmunya buat bagi-bagi siapa tahu hal tersebut sangat diperlukan dan bermanfaat bagi sesama .sesuai konsep kepercayaan Hindu ,menolong atau memberi solusi juga bagian dari Yadnya And juga sesuai konsep Tri Hita Karana terutama Pawongan..Nah saatnya menunjukkan Yadnya untuk kehidupan Skala Dan Niskala yang lebih Baik..Setuju Khan !!
Om Santi 3X
Salam Damai
HiYoGa
JANGAN MENJADI ORANG MISKIN
Posted by Darmayasa on 2006-07-23 [ print artikel ini | beritahu teman |
Salam kasih, Svastyastu,
Bercermin pada tayangan kejadian di masyarakat, ternyata kita perlu memberikan perhatian pada petunjuk leluhur kita tentang tidak “enak”-nya menjadi orang miskin.
Di dalam bahasa Sanskerta dan juga bahasa Kawi, sebutan untuk miskin adalah daridra. Walaupun katanya indah tetapi ternyata kata itu begitu pahit. Pahit bagi setiap yang melihat dan terutama pahit bagi yang membawanya, bagi yang mengalami daridra itu sendiri.
Oleh karena itulah Catur Purushartha memberikan penegasan kita perlu berusaha mengumpulkan harta. Dari kepentingan itulah selanjutnya kata tujuan akhirnya juga ditunjukkan dengan kata artha itu sendiri. Kata artha berarti harta/uang dan juga berarti tujuan.
Ajaran Hindu tidak menganjurkan orang menjadi atau mengarah ke loba melainkan diajarkan hidup praktis, bahwa kita memang memerlukan uang. Tetapi, pencarian uang seharusnya tidak sampai membuat “cacat” mental-karakter seseorang. Mengingat kepentingan akan harta, akhirnya orang memang menjadikannya sebagai TUJUAN hidup, lalu memperolehnya melalui berbagai cara, cara apa pun. Bahkan di banyak tempat, ternyata kesempatan terbuka lebar untuk kita ambil bagian aktif dalam “pesta pora” pencarian artha tersebut.
Pada awalnya, orang mungkin gugup tanda kutip, malu tapi mau, tetapi, lama kelamaan…, ia akan menjadi terbiasa, sampai akhirnya, tanpa “pesta pora” tersebut, tanpa tanda tangan dan amplop tersebut, akhirnya ia “tidak akan bisa tidur nyenyak”. Ia tidak akan bisa melewatkan hidupnya tanpa harus memasuki permainan tersebut, yang telah mentradisi dan menjadi bagian dari “tujuan hidup”nya.
Nah demi tidak membiarkan diri terhanyut dalam permainan “tanda tangan amplop” tersebut, barangkali kita perlu bercermin dari “centilan” leluhur berikut:
Ika tang daridra, yadyapin prajna tuwi, (tersebut seorang miskin, walaupun ia bijak terpelajar..), tan hinidep juga ikang senujarakenya (maka orang-orang tidak akan pernah bersedia mendengarkan kata-kata/nasihatnya, orang-orang tidak akan “mengerti” apa-apa yang ia sampaikan).
Kami sempat melihat kejadian seorang anak mahasiswa sangat cerdas dan baik. Suatu kali ia mengacungkan tangan dalam suatu rapat/diskusi. Ternyata, ia hanya mengacungkan tangan berkali-kali sampai akhirnya rapat/diskusi ditutup. Ya…, ia mahasiswa miskin. Kasihan …, tidak ada yang bersedia mendengar ia berbicara.
Lebih lanjut disebutkan, yadyapi mangene kaladesha tuwi (walaupun apa-apa yang ia sampaikan sangat sesuai dengan waktu/keadaan dan sesuai pula dengan tempat/tradisi setempat), tetap saja karena ia seorang miskin, tidak ada seorang pun yang bersedia mendengarkannya. Bahkan juga, walupun apa-apa yang ia katakan merupakan kata-kata bijaksana yang memberikan kesejahteraan bagi pendengarnya, (shabda hitawasana tuwi), ternyata orang-orang tidak bersedia mendengarkannya. Alasannya? Orangnya miskin alias daridra.
Begitulah, ajaran Hindu tidak mendukung kemiskinan. Untuk itu, kata artha atau harta/uang, diberikan penekanan sebagai tujuan hidup, dengan didasarkan pada jalan dharma. Umat Hindu dituntun oleh sastranya untuk mencari atau mengumpulkan harta benda/uang dengan mendasarkannya pada jalan kebenaran, kejujuran, jalan yang diberkahi Hyang Parama Kawi. Indah memang, tetapi keadaan dan kesempatan sering membuat orang “tidak bersedia” mengenal jalan indah tersebut.
Pesan adalah: JANGAN MENJADI ORANG MISKIN, SEBAB IA MENJIJIKKAN ORANG SEKITAR....KENTEN KOCAP....
Semoga semua berbahagia...
(Darmayasa)
www.darmayasa-divine-love.com
Dikutif HiYoGa
Karta Vidnyana 07
Berapa Umat Hindu Sedunia ??
Kita bukan sendirian menganut Agama tertua didunia ini ,Lihat aja data populasi Hindu skala Dunia..wuihh kita harusnya bangga terutama generasi karena ternyata dimana-mana ada penganut Hindu ,kapan yang kita bertemu dan saling berdialog dengan saudara-saudara kita diseluruh penjuru dunia itu..? Nah ini persoalannya.Jika kita ingin membuka link mengetahui lebih jauh terhadap dunia-dunia mereka setidaknya kita harus bisa komunikasi kan ?? Mmm…Padahal perkembangan IT memungkinkan untuk kita menyempitkan jarak dan waktu ,jika komunitas lain sudah bisa melakukannya, Gnerasi Muda Hindu harusnya juga tidak tinggal diam..Nah tau kan maksudnya ,disaku ada HP bahkan mungkin SmartPhone ,dipinggir jalan mulai marak Internet CafĂ©, orang-orang pada berlomba membikin dan membuka situs so..sesekali luangkan waktu dong untuk browsing kesaudara-saudara atau organisasi-organisasi mereka ,siapa tahu mereka tahu lebih banyak dari apa yang selama ini kita pahami…Tuhan juga pasti bangga dengan umatnya yang ingin tahu lebih banyak tentang isi dunia ini jadi tidaklah Beliau sia-sia menciptakan manusia lengkap dengan akal,logika dan pemahaman selain juga tentunya beliau menciptakan rasa penasaran…Mmm kadang saya sok tahu juga.tapi saya yakin saya tidak lebih pintar dari generasigenerasi muda hindu lainnya, karenanya kami harap kerelaannya untuk unjuk saran,mengkritik, memberi nasehat dan saling mengisi...salam Damai HiYoGa
Hinduism by country
From Wikipedia, the free encyclopedia
The percentage of Hindu population of each country was taken from the US State Department's International Religious Freedom Report 2004.[1] Other sources used were CIA Factbook[2] and adherents.com.[3] The total population of each country was taken from census.gov[4] (2005 estimates).
|
By country
Of the total Hindu population of the world, approx. 900 million of them live in India. Significant numbers of Hindus reside in Bali, Bangladesh, Bhutan, Fiji, Guyana, Nepal, Mauritius, Suriname, Singapore, Sri Lanka and Trinidad and Tobago. In Nepal and Bali, Hinduism is the major religion, and is still reflected in the traditional culture and architecture. There are also sizeable Hindu populations in Sri Lanka (1.42 million),[1] Pakistan (2 million),[2] Malaysia (1.5 million),[3] United States (766,000),[4] South Africa (654,714),[5] the Middle East (1.4 million)[6] and the United Kingdom (558,342).[7]
Hinduism by country | ||||
Region | Country | Total Population (2005 est) | % of Hindus | Hindu total |
29,928,987 | 0.5% | 149,644 | ||
3,563,112 | n/a | n/a | ||
32,531,853 | n/a | n/a | ||
11,190,786 | n/a | n/a | ||
39,537,943 | n/a | n/a | ||
2,982,904 | n/a | n/a | ||
20,090,437 | 0.38% | 76,343 | ||
8,184,691 | 0.002% | 163 | ||
7,911,974 | n/a | n/a | ||
688,345 | 7.7% | 53,002 | ||
144,319,628 | 10% | 14,431,962 | ||
10,300,483 | n/a | n/a | ||
10,364,388 | n/a | n/a | ||
279,457 | 1% | 2,794 | ||
7,460,025 | n/a | n/a | ||
2,232,291 | 25% | 558,072 | ||
8,857,870 | n/a | n/a | ||
4,025,476 | n/a | n/a | ||
1,640,115 | 1% | 16,401 | ||
186,112,794 | 0.002% | 3,722 | ||
372,361 | n/a | n/a | ||
7,450,349 | n/a | n/a | ||
13,925,313 | n/a | n/a | ||
6,370,609 | n/a | n/a | ||
13,607,069 | 0.3% | 40,821 | ||
16,380,005 | n/a | n/a | ||
32,805,041 | 1% | 328,050 | ||
3,799,897 | n/a | n/a | ||
9,826,419 | n/a | n/a | ||
15,980,912 | n/a | n/a | ||
1,306,313,812 | 0.01% | 130,631 | ||
42,954,279 | n/a | n/a | ||
671,247 | 0.02% | 134 | ||
3,039,126 | n/a | n/a | ||
60,085,004 | n/a | n/a | ||
4,016,173 | n/a | n/a | ||
4,495,904 | n/a | n/a | ||
11,346,670 | n/a | n/a | ||
780,133 | n/a | n/a | ||
10,241,138 | n/a | n/a | ||
17,298,040 | n/a | n/a | ||
5,432,335 | 0.1% | 5,432 | ||
476,703 | n/a | n/a | ||
8,950,034 | n/a | n/a | ||
1,040,880 | n/a | n/a | ||
13,363,593 | n/a | n/a | ||
77,505,756 | n/a | n/a | ||
6,704,932 | n/a | n/a | ||
4,561,599 | n/a | n/a | ||
1,332,893 | n/a | n/a | ||
73,053,286 | n/a | n/a | ||
893,354 | 33% | 294,806 | ||
5,223,442 | n/a | n/a | ||
60,656,178 | 0.2% | 121,312 | ||
1,389,201 | n/a | n/a | ||
1,593,256 | n/a | n/a | ||
4,677,401 | n/a | n/a | ||
82,431,390 | 0.1% | 82,431 | ||
21,029,853 | n/a | n/a | ||
10,668,354 | n/a | n/a | ||
89,502 | 2% | 1,790 | ||
14,655,189 | n/a | n/a | ||
9,467,866 | n/a | n/a | ||
1,416,027 | n/a | n/a | ||
765,283 | 35% | 267,849 | ||
8,121,622 | n/a | n/a | ||
6,975,204 | n/a | n/a | ||
10,006,835 | n/a | n/a | ||
296,737 | n/a | n/a | ||
1,080,264,388 | 82% | 885,816,798 | ||
241,973,879 | 1.81% | 4,379,727 | ||
68,017,860 | 0.1% | 68,017 | ||
26,074,906 | n/a | n/a | ||
4,015,676 | n/a | n/a | ||
6,276,883 | n/a | n/a | ||
58,103,033 | n/a | n/a | ||
2,731,832 | 1.2% | 32,781 | ||
127,417,244 | n/a | n/a | ||
5,759,732 | n/a | n/a | ||
15,185,844 | n/a | n/a | ||
33,829,590 | 1% | 338,295 | ||
22,912,177 | n/a | n/a | ||
48,422,644 | n/a | n/a | ||
2,335,648 | 2% | 46,712 | ||
5,146,281 | n/a | n/a | ||
6,217,141 | n/a | n/a | ||
2,290,237 | n/a | n/a | ||
3,826,018 | n/a | n/a | ||
1,867,035 | 0.1% | 1,867 | ||
3,482,211 | n/a | n/a | ||
5,765,563 | 0.1% | 5,765 | ||
3,596,617 | n/a | n/a | ||
468,571 | n/a | n/a | ||
2,045,262 | n/a | n/a | ||
18,040,341 | 0.1% | 18,040 | ||
12,158,924 | 0.2% | 24,317 | ||
23,953,136 | 6.3% | 1,509,047 | ||
349,106 | n/a | n/a | ||
12,291,529 | n/a | n/a | ||
3,086,859 | n/a | n/a | ||
1,230,602 | 50% | 615,301 | ||
106,202,903 | n/a | n/a | ||
4,455,421 | n/a | n/a | ||
2,791,272 | n/a | n/a | ||
32,725,847 | n/a | n/a | ||
19,406,703 | 0.2% | 38,813 | ||
42,909,464 | 0.5% | 214,547 | ||
2,030,692 | n/a | n/a | ||
27,676,547 | 81% | 22,418,003 | ||
16,407,491 | 1% | 164,074 | ||
4,035,461 | 1.01% | 40,758 | ||
5,465,100 | n/a | n/a | ||
11,665,937 | n/a | n/a | ||
128,771,988 | 0.05% | 64,385 | ||
4,593,041 | 0.05% | 2,296 | ||
3,001,583 | 0.5% | 15,007 | ||
165,803,560 | 2.02% | 3,349,231 | ||
3,761,904 | n/a | n/a | ||
3,039,150 | 0.1% | 3,039 | ||
5,545,268 | n/a | n/a | ||
6,347,884 | n/a | n/a | ||
27,925,628 | n/a | n/a | ||
87,857,473 | 2% | 1,757,150 | ||
38,635,144 | n/a | n/a | ||
10,566,212 | 0.07% | 7,396 | ||
3,916,632 | n/a | n/a | ||
863,051 | 1% | 8,630 | ||
22,329,977 | n/a | n/a | ||
143,420,309 | 0.042% | 60,000 [5] | ||
8,440,820 | n/a | n/a | ||
26,417,599 | 1% | 264,175 | ||
11,126,832 | n/a | n/a | ||
10,829,175 | n/a | n/a | ||
81,188 | 1% | 811 | ||
6,017,643 | 0.1% | 6,017 | ||
4,425,720 | 4% | 177,028 | ||
5,431,363 | n/a | n/a | ||
2,011,070 | n/a | n/a | ||
8,591,629 | n/a | n/a | ||
44,344,136 | 1.2% | 532,129 | ||
40,341,462 | n/a | n/a | ||
20,064,776 | 15% | 3,009,716 | ||
40,187,486 | n/a | n/a | ||
438,144 | 27% | 118,298 | ||
1,173,900 | 0.2% | 2,347 | ||
9,001,774 | 0.1% | 9,001 | ||
7,489,370 | 0.1% | 7,489 | ||
18,448,752 | n/a | n/a | ||
22,894,384 | n/a | n/a | ||
7,163,506 | n/a | n/a | ||
36,766,356 | 0.3% | 110,299 | ||
65,444,371 | 0.1% | 65,444 | ||
5,681,519 | n/a | n/a | ||
1,088,644 | 22.5% | 244,944 | ||
10,074,951 | n/a | n/a | ||
69,660,559 | n/a | n/a | ||
4,952,081 | n/a | n/a | ||
27,269,482 | 0.8% | 218,155 | ||
47,425,336 | n/a | n/a | ||
2,563,212 | 7.5% | 192,240 | ||
60,441,457 | 1.5% | 906,621 | ||
295,734,134 | 0.5% | 1,478,670 | ||
3,415,920 | n/a | n/a | ||
26,851,195 | n/a | n/a | ||
25,375,281 | n/a | n/a | ||
83,535,576 | n/a | n/a | ||
273,008 | n/a | n/a | ||
20,727,063 | 0.7% | 145,089 | ||
11,261,795 | 0.07% | 7,883 | ||
12,746,990 | 0.1% | 12,746 | ||
Total | 6,430,856,221 | 14.678% | 943,906,059(2004) |
2006-1.02 billion
By region
These percentages were calculated by using the above numbers. The first percentage, 4th column, is the percentage of population that is Hindu in a region (Hindus in the region * 100/total population of the region). The last column shows the Hindu percentage compared to the total Hindu population of the world (Hindus in the region * 100/total Hindu population of the world).
(Note:
Region | Total Population | Hindus | % of Hindus | % of Hindu total |
83,121,055 | 0 | 0% | 0% | |
193,741,900 | 667,694 | 0.345% | 0.071% | |
202,151,323 | 5,765 | 0.003% | 0.001% | |
137,092,019 | 1,269,844 | 0.926% | 0.135% | |
268,997,245 | 70,402 | 0.026% | 0.007% | |
Total | 885,103,542 | 2,013,705 | 0.228% | 0.213% |
Region | Total Population | Hindus | % of Hindus | % of Hindu total |
92,019,166 | 149,644 | 0.163% | 0.016% | |
1,527,960,261 | 130,631 | 0.009% | 0.014% | |
274,775,527 | 792,872 | 0.289% | 0.084% | |
1,437,326,682 | 929,515,433 | 64.67% | 98.475% | |
571,337,070 | 6,386,614 | 1.118% | 0.677% | |
Total | 3,903,418,706 | 936,975,194 | 24.004% | 99.266% |
Region | Total Population | Hindus | % of Hindus | % of Hindu total |
65,407,609 | 0 | 0% | 0% | |
74,510,241 | 163 | 0% | 0% | |
212,821,296 | 717,101 | 0.337% | 0.076% | |
375,832,557 | 1,306,052 | 0.348% | 0.138% | |
Total | 728,571,703 | 2,023,316 | 0.278% | 0.214% |
Region | Total Population | Hindus | % of Hindus | % of Hindu total |
24,898,266 | 279,515 | 1.123% | 0.030% | |
41,135,205 | 5,833 | 0.014% | 0.006% | |
446,088,748 | 1,806,720 | 0.405% | 0.191% | |
371,075,531 | 389,869 | 0.105% | 0.041% | |
Total | 883,197,750 | 2,481,937 | 0.281% | 0.263% |
Region | Total Population | Hindus | % of Hindus | % of Hindu total |
30,564,520 | 411,907 | 1.348% | 0.044% |
Top 25
Top 25 by population on the left and by percentage on the right.
Top 25 | ||||||
Rank | Country | Hindu Population | % of Hindus | Country | % of Hindus | Hindu Population |
1 | 885,816,798 | 82% | 82% | 885,816,798 | ||
2 | 22,418,003 | 81% | 81% | 22,418,003 | ||
3 | 14,431,962 | 10% | 50% | 615,301 | ||
4 | 4,379,727 | 1.81% | 35% | 267,849 | ||
5 | 3,280,882 | 2.02% | 33% | 294,806 | ||
6 | 3,009,716 | 15% | 27% | 118,298 | ||
7 | 1,757,150 | 2% | 25% | 558,072 | ||
8 | 1,509,047 | 6.3% | 22.5% | 244,944 | ||
9 | 1,478,670 | 0.5% | 15% | 3,009,716 | ||
10 | 906,621 | 1.5% | 10% | 14,431,962 | ||
11 | 717,101 | 0.5% | 7.7% | 53,002 | ||
12 | 615,301 | 50% | 7.5% | 192,240 | ||
13 | 558,072 | 25% | 6.3% | 1,509,047 | ||
14 | 532,129 | 1.2% | 4% | 177,028 | ||
15 | 338,295 | 1% | 2.02% | 3,280,882 | ||
16 | 328,050 | 1% | 2% | 1,757,150 | ||
17 | 294,806 | 33% | 2% | 46,712 | ||
18 | 267,849 | 35% | 2% | 1,790 | ||
19 | 264,175 | 1% | 1.81% | 4,379,727 | ||
20 | 244,944 | 22.5% | 1.5% | 906,621 | ||
21 | 218,155 | 0.8% | 1.2% | 532,129 | ||
22 | 214,547 | 0.5% | 1.2% | 32,781 | ||
23 | 192,240 | 7.5% | 1.01% | 40,758 | ||
24 | 177,028 | 4% | 1% | 338,295 | ||
25 | 164,074 | 1% | 1% | 328,050 |
Dikutif HiYoGa
Karta Vidnyana