Sunday, October 21, 2007

Anand Krishna Di Karangasem


Pesan Anand Krishna
Di Karangasem

Pada Rabu 3 Oktober 2007, Saya Kebetulan mendapat kesempatan mengikuti sebuah dialog Spirutual Universal yang menjadi Narasumbernya adalah seorang tokoh Lintas Agama yang begitu banyak menerbitkan Buku-buku berwawasan Spiritual Universal dan merupakan salah satu tokoh penting Nasional .Beliau Adalah Anand Krishna .

Bagi Saya Pribadi yang seorang Jurnalis kecil merasa amat bangga mendapat kesempatan mendengar sepatah dua patah uraiannya menyangkut sesuatu yang sangat global, Universal dan terungkap dari sebuah pemahaman yang amat dalam baik dari kaca mata Spiritual, wawasan Lingkungan, Kebangsaan ,Tradisi hingga era Millenium.. Setidaknya demikian yang kami rasa sebagai ungkapan kekaguman kami terhadap Tokoh yang memiliki banyak kiprah dibanyak bidang itu .

Terlepas dari paham atau tidaknya para audiens yang waktu itu lebih banyak dihadiri oleh kalangan Generasi muda terhadap percik pemikiran seorang tokoh besar seperti Anand Krishna ..Yang jelas dari tepian kolam Taman Sukasada Ujung, Karangasem dibalik riuh canda tawa para rekan-rekan generasi,diantara yang serius atau sekedar bangga menyandang identitas peserta,penuh Tanya sebagai kaum hawa sebagaimana juga kami memiliki Jiwa yang bergemuruh, penuh kegalauan .Ada yang masih bisa saya tangkap dan saya tuliskan menjadi sebuah artikel .Kurang lebih pesan seperti ini yang disampaikan oleh Anand Krishna yang saya laporkan sebagai sebuah berita…

Anand Krishna Ingatkan Pentingnya Kesadaran Spiritual Bagi Generasi

Karangasem_Generasihindu 3/10/2007

Tokoh Spiritual Lintas Agama Anand Krishna mengagumi aura potensi alam Karangasem. Hal itu disampaikannya Saat memberi pencerahan soal kebangsaan di Taman Sukasada Ujung Karangasem, Rabu (3/10) Kemarin terkait rangkaian kegiatan menyambut perayaan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh DPD II KNPI Karangasem “Karangasem memiliki magnet potensi alam yang menarik tidak saja di bidang Pariwisata tetapi juga aura spiritual, dengan adanya pusat - pusat situs religius seperti Besakih, Lempuyang, Andakasa dan Padangbay serta situs-situs lainnya.” Ujarnya

Terkait khasanah nilai kebangsaan yang bertumpu pada nilai kebinekaan dan budaya nusantara, ditegaskan Anand, masyarakat nusantara harus mencintai budaya dan sejarah bangsanya untuk menghindari kondisi bangsa jatuh semakin terpuruk. Menurutnya, kesalahan dalam memenej negara kebangsaan yang bertumpu pada pemahaman nilai sejarah, dapat merupakan media pembelajaran mengembangkan masa depan belajar dati kelebihan dan kelemahan masa lalu. Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya misalnya, memiliki dinasti dalam rentang terpanjang yakni selama 1200 tahun yang berpusat di Sumatra . Adalah suatu tingkat peradaban maha besar yang perlu dikaji apa faktor faktor penyebabnya. Semenatara itu masa kejayaan Kerajaan Majapahit, yang hanya bertahan selama 300 tahun lumpuh berikut kemahakuasaan Patih Gajah Mada. Namun setelah itu, kondisi Majapahit hancur. Komunitas Hindhu tercerai berai setelah dikuasai pihak luar. Saat itu, ciri perkembangan perdagangan dan ekonomi di masa lalu dengan memanfaatkan potensi unggul Indonesia baik produk kapal dagang, sektor unggu1an rempah-rempah, yang saat itu sudah dieksport.

Era kedatangan ekspansi Chengho ke tanah air yang berhasil menguasai Kerajaan di Indonesia, ditandai penguasaan terhadap sejumlah raja-raja yang akhirnya berhasil dikuasai asing. Ditegaskan Anand, bahwa budaya Indonesia tidak pemah meimport tata cara busana, peradaban clan budaya lainnya, tetapi sejak dahulu memang sudah memiliki kekayaan sendiri yang justru dimanfaatkan bangsa lain. Dalam Negara Kertagama maupun Serat Pararaton diprasastikan kisah sejajarah masa lalu bangsa yang perlu dikaji dan dipelajari kelebihan untuk kemajuan bangsa ke depan. Kealpaan generasi bangsa dengan melupakan sejarah, diingatkan Anand Krishna, akan mengalami realita kehancuran sebagaimana yang digambarkan oleh sejarah itu sendiri. la mengingatkan pimpinan penting masyarakat Indonesia , tidak ingkar dengan masa lalu sejarah bangsa.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang hadir dalam acara siraman rohani bagi kalangan generasi itu menyampaikan rasa salutnya dengan kegiatan yang diprakarsai KNPI Karangasem .Disebutkannya kegiatan demikian dapat menumbuhkan semangat pemuda dalam nuansa peringatan Sumpah Pemuda dengan melaksanakan kegiatan yang mengarah pada penguatan rasa nasionalisme clan kebangsaan. Bupati optimis jika jalinan kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan dapat ditumbuhkan maka upaya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat sesuai visi Jagadhita Ya Ca lti Dharma juga dapat diwujudkan.

Ketua KNPI I Nyoman Celos, SE mengatakan, Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah kebangkitan pemuda selayaknya senantiasa bergema disetiap sanubari pemuda, bahwa keberadaan bangsa Indonesia tidak terpisahkan dari Kebinekaan, Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Untuk itu untuk menghidupkan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme itu, KNPI senantiasa perlu menggetarkannya lagi melalui berbagai kegiatan demi ajegnya eksistensi negara pancasila sepanjang zaman. Acara tersebut didahului dengan penandatangan pesan perdamainan oleh Para peserta dan diakhiri dengan dialog yang dipandu Ketua Sabha Yowana Karangasem,I Putu Arnawa. (Karta Widnyana'07)


Thursday, October 18, 2007

Ide atau Gagasan

Teman saya punya usul Gimana ya kalau disetiap sudut perempatan Jalan besar yang ada di Bali di Tanami Pohon beringin atau Pohon Pule terus jika sudah besar nanti dibawahnya dibikinin pelinggih and pohonnya di selimuti kain poleng(Hitam-Putih) Jadinya taksu Bali semakin kental,para pengguna jalan juga serasa diingatkan yang tidak kalah penting sebagai perindang, wujud ikut menjaga dan melestarikan alam..Jika dipikir-pikir ada baiknya juga ya..Gmana tuh menurut kalian-kalian ???!!

Thursday, October 4, 2007

Secercah Nurani Sekelumit Kata Hati


HINDU DAN MILENIUM BARU
Dikutif Karta Widnyana Dari Dr.
David Frawley 04


Hindu sepanjang sejarah

Dunia saat ini sedang berharap kepada sebuah abad baru, dimana tahun 2000 hampir tiba (meski ada sedikit keriuhan dan prediksi bencana akan kedatangannya!). Sebagai sebuah budaya modern yang didominasi oleh peradaban Barat, dengan agama Kristen sebagai basis, ia berharap abad baru memberi penegasan bagi kemanusiaan. Inilah kemanusiaan yang sepanjang sejarah tidak pernah ditegaskan oleh orang-orang Kristen.

Bagaimanapun, abad baru bukanlah hal yang baru bagi Hindu, baginya saat ini adalah milenium keenam dari Jaman Kali, terlebih jika mengenal abad yang lebih lama ataupun Yuga sebelumnya. Tradisi Hindu telah melintas ribuan tahun, kembali kepada peradabannya yang asli sebagaimana kita kenal puluhan ribu tahun yang lalu di akhir abad es yang terakhir. Dari permulaan peradaban India di tepi sungai Saraswati yang kini kering sampai abad teknologi sekarang ini, Hindu dikenal sebagai nyala api spiritual yang abadi di dunia. Ia adalah agama dan budaya yang paling dapat bertahan, yang selalu hidup dari abad ke abad.

Sepanjang waktu Hindu telah menyaksikan banyak peradaban yang datang dan pergi. Hindu menyaksikan kejatuhan Mesir, Babylonia, Yunani dan Roma, sebagaimana ia juga menyaksikan kebangkitan budaya Kristen dan Islam, dan kedatangan abad baru. Apakah rahasia di balik kemampuan Hindu untuk terus hidup? Ia tidaklah berjalan dari abad ke abad hanya karena budaya konservatif yang melindungi kebiasaan lama. Hindu tetap bertahan karena kemampuannya untuk mengadopsi perubahan jaman dan menemukan kembali dirinya pada sebuah jalan yang dinamis secara terus-menerus.

Tradisi Hindu tidak didasarkan kepada penyingkapan sejarah secara khusus yang akan mengikat kepada sebuah era ataupun menyebabkannya berharap akan sebuah akhir atau akhir dunia. Tradisi Hindu menerima adanya perbedaan jaman (Yuga) bagi kemanusiaan dan perbedaan kemanusiaan, yang mana putaran terakhir dari peradaban kita hanyalah satu. Hindu Dharma melihat sejarah merujuk kepada putaran alam, dengan kebangkitan dan kejatuhan budaya bagaikan datang dan pergi tumbuhan dan hewan sepanjang musim dalam sebuah tahun. Hindu memposisikan dirinya diatas waktu pada sebuah keabadian, berharap untuk menghubungkan kemanusiaan yang akan melampaui waktu.

Tradisi Hindu tidaklah didasarkan kepada beberapa juru selamat atau nabi ataupun juga tokoh historis. Ia mengakui banyak orang bijaksana maharasi, yang dikenal dan juga tidak dikenal, baik dari dalam tradisinya ataupun yang bukan. Tradisi Hindu menerima banyak guru-guru agung di masa lalu, masa kini, dan di masa depan. Ia tidak memilih orang-orang melainkan menyambut semua mahluk hidup, bukan hanya manusia tetapi juga tumbuhan dan hewan. Tradisinya tidak hanya sebuah tradisi bumi tetapi juga menjadikan semua dunia, termasuk dunia mahluk halus yang melampaui tubuh.

Hindu menegaskan dirinya sebagai Sanatana Dharma, Dharma yang abadi atau universal. Dharma berarti hukum universal, prinsip dasar di balik alam semesta yang mengagumkan ini seperti hukum karma. Sanatana berarti keabadiaan, merujuk kepada kebenaran abadi yang bermanifestasi dalam nama dan bentuknya yang baru. Hindu adalah agama yang tertua di dunia karena ia berdasar kepada asal muasal keabadian dari sebuah kreasi. Tetapi ia juga agama yang paling baru di dunia karena ia selalu menyesuaikan nama dan bentuknya di setiap generasi dan mencari guru-guru yang hidup, bukan kepada buku-buku tua, sebagai sumbernya yang terakhir.

Karena latar belakang inilah, Hindu melihat milenium baru dengan cara yang berbeda dari orang kebanyakan. Orang Kristen melihat milenium baru sebagai perjalanan menuju akhir dunia yang memerlukan sebuah penyelamatan untuk sebuah kepercayaan yang selalu mereka ucapkan, atau menandakan sebuah era baru untuk menyebarkan agama mereka lebih jauh di seluruh dunia melalui pembaharuan usaha-usaha penyebaran dan misionaris. Sebagian orang lainnya mendefinisikan milenium baru sebagai penemuan-penemuan ilmu pengetahuan dan membawa kita kepada era baru keajaiban teknologi dan perjalanan angkasa.

Dari pandangan Hindu tak ada agama yang memiliki waktu dan tak ada pengungkapan yang menjelaskan sejarah. Setiap orang dan setiap budaya memiliki waktunya sendiri atau durasi, yang seharusnya digunakan untuk menemukan dirinya sendiri dan mengenal dirinya sendiri. Kebijaksanaan Hindu melihat era baru bagi kemanusiaan yang bangkit hari ini melalui ilmu pengetahuan dan globalisme akan tetapi awal yang suram dari sebuah abad yang besar dari sebuah kesadaran dan spiritualitas menyebabkannya hingga kini hanya menyentuh cakrawala kita. Mereka tidak melihat era baru ini sebagai tahun 2000 melainkan melalui beberapa dekade yang lalu dan untuk banyak dekade lagi yang akan datang. Revolusi industri memberi jalan kepada revolusi informasi tetapi revolusi informasi harus memberi jalan kepada sebuah abad kesadaran yang adalah tujuan utama dari semua perjuangan umat manusia. Kemanusiaan masih merupakan transisi antara era materialisme dan spiritualitas dan waktu yang menentukan hingga kini belum dibuat. Abad mendatang adalah batas yang membawa krisis-krisis ekologi dan budaya dan akan memaksa kita untuk pindah kepada arah kesadaran. Semua ini tidak hanya membawa penemuan baru yang besar dan pemecahan yang kita lakukan dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga penderitaan dan perhitungan karma karena ketidakdewasaan dan sikap sombong yang kita tunjukkan kepada lingkungan.



Kebangkitan kembali Agama Hindu dan Hindu Global

Hindu Dharma telah mangalami kebangkitan secara luar biasa dalam abad modern ini. Kurang dari dua ratus tahun yang lalu Hindu tampak seperti di ambang keruntuhannya. Ia terkena inersia dan dikepung oleh tekanan misionaris dan kaum kolonial Islam dan Kristen yang menguasai India selama berabad-abad. Kini keadaannya membaik bahkan memperbarui diri, kembali kepada akarnya untuk menyediakan pertumbuhan yang baru dan meluas.

Hasilnya ialah di abad sembilan belas kebangkitan kembali Hindu modern dimulai dari banyak pandangan. Swami Dayananda Sarasvati dari Arya Samaj menyerukan panggilan untuk kembali kepada Weda. Swami Vivekananda selanjutnya membawa sebuah kembangkitan baru Hindu bagi Yoga dan Vedanta. Banyak para pemimpin lainnya yang bangkit di seluruh negeri mengikuti pandangan serupa.

Kebangkitan Hindu tidak hanya terbatas di India. Vivekananda menyebarkan ajarannya ke seluruh dunia, dengan penemuan kembali ajaran Hindu sebagai sebuah filsafat agung dari Vedanta dan praktek yang sangat dalam dari Yoga. Dengan ini Hindu mulai menuju global. Ia menjadi tradisi utama yang mempelopori dialog dan sintesis dalam agama, mempromosikan satu pengakuan bahwa para orang suci di seluruh dunia telah selalu mengajarkan pesan yang sama tentang kesatuan (oneness). Setelah pergerakan budaya yang melawan arus (counterculture) pada tahun 1960-an ini, banyak kelompok-kelompok spiritual yang berakar India tumbuh di Barat.

Abad keduapuluh ditandai India yang baru dan mandiri dimana Hindu adalah mayoritas dan tak lagi menderita di bawah kekuasaan sebuah agama yang berusaha untuk mengubah keyakinannya. Di abad ini India mulai membangun banyak Pura baru di seluruh negeri. Beberapa dekade terakhir ini kita menyaksikan sebuah diaspora Hindu pada bola dunia, khususnya sebagai kaum professional dalam bidang teknologi baru. Dengan banyak imigran-imigran baru asal India di akhir dua dekade ini, hampir setiap sektor penting dari ajaran Hindu dapat dijumpai di Barat, dengan Pura Hindu di pusat-pusat kota Eropa dan Amerika Utara.



Hindu di bawah kepungan

Kini meski dalam kebangkitannya, Hindu sebagai agama yang spesifik tidak sepenuhnya berjalan baik di abad keduapuluh. Ia masih di bawah kepungan oleh kaum kolonial dan tekanan-tekanan misionaris yang tetap aktif meskipun setelah era kolonialisme oleh negara-negara Kristen berakhir. Di atas semuanya, pemikiran kaum Kiri baru dan Komunis bangkit menyerang lebih jauh dengan bersekutu dengan sisa-sisa kekuatan kolonial dan Islam. Banyak negara-negara Timur seperti China dan Indochina menjadi Komunis dan di bawah kekuasaannya mencoba menghancurkan tradisi keagamaan mereka yang lebih tua. Pada saat India secara keseluruhan tidak menjadi komunis, beberapa negara seperti Kerala dan Bengala Barat berubah menjadi komunis, dan kaum komunis mendapatkan kemudahan dan dukungan dari media dan universitas-universitas yang mana dengan ajaran mereka yang anti Hindu menjadikannya besar melebihi kekuatan politik. Kaum Intelektual memeluk Marxisme sebagai agama baru mereka dan hanya sedikit yang mampu menyebarkan pemikiran Hindu kepada dunia.

India merdeka di bawah Nehru memilih model komunis-sosialis yang mengabadikan sistem pendidikan Inggris dan jalan pemikiran kaum kiri yang secara memuakkan anti Hindu dan kadang-kadang pro Islam dan pro Kristen. Masalah-masalah keuangan India, yang dihasilkan dari sistem ekonomi sosialis yang telah gagal di seluruh dunia, disalahkan pada Hindu. Masalah sosial dan kelas yang berdasar kepada kebiasaan di abad pertengahan selama kekuasaan dari luar berubah menjadi noda/kotor yang permanen bagi Hindu.

Di waktu yang bersamaan, latar belakang Hindu mereka dipinggirkan oleh pergerakan global yang sedang tumbuh. Kaum Hindu di barat-yang berkelompok lebih menyukai nama Yoga, Wedanta atau nama guru mereka secara khusus ataupun sekte yang kadang-kadang gagal sama sekali untuk mengenal hubungan Hindu mereka. Ini karena siswa-siswi Yoga di barat terkena propaganda anti-Hindu dimana mereka tidak ingin dihubungkan dengan sebuah agama terbelakang, betapapun keagungan ajaran spiritual yang mereka temukan di dalamnya!
Hasilnya adalah, meski ajaran-ajaran Hindu telah menyebar dan sebuah negara India modern, masyarakat dunia masih melihat agama Hindu sesuatu yang primitif dan menindas. Beberapa ilmuwan enggan mengenal Hindu sebagai agama dunia, melihatnya sebagai kumpulan variasi sistem pemujaan yang tidak terorganisir. Teori invasi kaum Arya digunakan untuk menegaskan bahwa India tidak mempunyai budaya asli melainkan budaya gado-gado/campur aduk dari banyak penyerbu, dengan kaum Hindu asli adalah bangsa Dravida bangsa pra Weda, sebuah kelompok yang sangat berbeda dari kebijaksanaan Weda yang mana bangsa ini selalu harapkan bagi keaslian tradisi-tradisi nya.




Hindu bangkit kembali

Situasi ini mulai berubah secara dramatis selama beberapa tahun yang lalu. Kaum Hindu akhirnya bangkit untuk menghadapi penyimpangan-penyimpangan tentang agama mereka. Mereka mulai menegaskan hak-hak mereka dan menuntut sebuah penjelasan yang lebih layak tentang tradisi mereka dalam forum dunia. Banyak gerakan politik pro Hindu di India telah mendapat kekuatan baik dalam level negara dan nasional, dan tanpa agenda penyingkiran kaum minoritas, sebagaimana dituduhakn oleh lawan-lawan mereka, bahwa mereka bermaksud melakukannya. Beberapa kelompok-kelompok Hindu secara luas bertanggungjawab terhadap liberalisasi ekonomi negeri ini, sebagai lawan dari kebijakan ekonomi sosialis yang diadopsi Nehru di masa India modern.

Kaum Hindu, baik di India dan di Barat, menjadi makmur oleh profesi dalam ilmu pengetahuan, kedokteran dan perangkat lunak. Dalam prosesnya, mereka menyadari bahwa tak satu halpun dalam agama mereka yang bertenangan atau diluar harmoni dengan kemajuan dan keberhasilan di dunia modern. Sebaliknya, mereka telah melihat bagaimana nilai-nilai keluarga Hindu telah memberi anak-anak Hindu di Barat kehidupan rumah tangga yang lebih baik dan juga kestabilan emosional. Mereka telah melihat bagaimana Hindu tradisional menekankan pembelajaran, meliputi bahasa dan matematika, telah memberi anak-anak Hindu keuntungan di sekolah. Dalam pengenalan bagaimana pergerakan spiritual Hindu mempengaruhi dunia, kaum Hindu di luar negeri merasa nyaman mempertahankan keyakinan mereka di negara mereka bermigrasi. Mereka bahkan seringkali lebih terdidik, lebih ilmiah dalam memandang dan lebih makmur daripada tetangga Kristen mereka yang masih saja menghubungkan Hindu dengan kemiskinan dan takhayul.

Kelompok-kelompok Hindu menantang kesalahan-kesalahan media baik di India
dan di Barat dan berhasil; contohnya, protes penggunaan sloka Bhagavad Gita dalam adegan erotis di film Barat atau aroma daging sapi yang dikenal sebagai kentang goreng vegetarian McDonalds. Sementara isu-isu itu mungkin kelihatan minor, adalah menarik untuk mengetahui bagaimana media-media dunia akan merespon tantangan-tantangan itu dan sekarang mempertimbangkan pentingnya untuk tidak menyakiti kaum Hindu karenanya. Protes-protes tersebut telah membbantuk menghadapi pelanggaran moral kaum Barat yang akan mereka tancapkan pada Hindu, hal ini seringkali karena cara pandang mereka yang salah terhadap agama. Dalam waktu singkat, masyarakat sadar tentang Hindu sebagai sebuah agama dan harus mengakui kelompok aktivis Hindu yang tak akan lagi memberi toleransi terhadap pencemaran yang telah terjadi berabad-abad ataupun stereotipe modern.

Gerakan Ayodya di India, usaha memulihkan Pura Rama atau Ramajanma Bhumi alias Babri Masjid - apapun yang orang-orang pikirkan tentang hal ini - mengantarkan kebangkitan kaum Hindu terhadap sejarah penindasan oleh kelompok-kelompok luar. Ia membawa semacam sebuah pengujian baru tentang Hindu dan apa arti menjadi seorang Hindu. sementara istilah Hindu telah sejak lama menjadi istilah yang merendahkan, ia kini seakan ditemukan kembali sebagai sebuah kebanggaan (Hindu gaurava).

Banyak hal telah dilakukan di media-media Barat tentang kaum Hindu yang menentang kegiatan-kegiatan misionaris Kristen di India, dengan tuduhan adanya kekerasan dari kaum Hindu melawan kaum misionaris (meski kebanyakan laporan-laporan ini salah ataupun terlalu dibesar-besarkan). Namun, dengan mengesampingkan beberapa ekses itu, ini menunjukkan bahwa kaum Hindu semakin percaya diri dengan keyakinannya daripada beberapa dekade sebelumnya ketika pemeluk Hindu saleh merasakan kebutuhan untuk mengundang misionaris ke India seakan-akan para missionaris itu saja yang dapat menyelamatkan bangsa India. Misionaris di India tak akan lama lagi memiliki kekuasaan dan harus menghadapi tantangan-tantangan dari kaum Hindu atas usaha-usaha konversi (pengalihan agama) yang mereka lakukan. Hal ini mengganggu mereka karena di masala lau tantangan-tantangan semacam itu tidak ada dari kaum Hindu. Di India, kelompok-kelompok Kristen masih mempunyai kebebasan untuk melaksankan kegiatannya yang tak akan mereka temukan di dekat negara-negara Islam atau Komunis.


Era Baru bagi Spiritualitas dan Kesadaran Diri

Apapun kalender khusus yang kita pakai, kemanusiaan sedang mengalami sebuah perubahan peradaban yang besar selama periode ini. Kita keluar dari abad industri menuju abad kemajuan teknologi. Kita berpindah dari budaya nasionalis menuju sebuah budaya internasional. Meski peradaban Barat kekuatan luar yang dominan di dunia, kita harus mengakui kelompok budaya lain dimana Hindu-predominan India adalah peradaban yang paling penting.
Permasalahannya adalah budaya global ini masih didefinisikan menurut nilai-nilai materialistis lama yang sama ataupun dogma keagamaan dari Abad Pertengahan. Hal ini telah menciptakan sebuah budaya komersial moderen yang penuh sensasi, di satu sisi, dan dana yang sangat besar untuk usaha-usaha konversi (agama) di sisi yang lain, terutama melalui petrodolar (uang minyak dari Timur Tengah). Ketika agama Kristen telah mengalami kemunduran di Barat, semakin ia menjadi lebih keras dalam usaha-usaha melakukan konversi (agama) di dunia non Kristen, khususnya India, yang memiliki tradisi toleransi untuk selalu membuka pintu bagi agama-agama lain. Bahkan di Amerika, kelompok Baptis Selatan (the Southern Baptists), sekte Protestan terbesar disana mengatakan agama Hindu sebagai salah satu setan, melajutkan usaha-usaha konversi (agama) terhadap kaum Hindu dan dalam waktu yang bersamaan mempromosikan pandangan mereka tentang proses penciptaan menurutu versi Injil di sekolah-sekolah Amerika, yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Bagaimanapun, kekuatan-kekutan yang lebih lama dan lebih besar mulai muncul daripada kecenderungan budaya sekarang ini. Kerusakan biosfer dan penebangan hutan pada akhirnya memaksa kita memasuki sebuah abad pertanggungjawaban terhadap lingkungan. Hal ini melahirkan filsafat lingkungan baru, mengakui nilai spiritual dari kerajaan hewan. Hindu Dharma kini dikenal karena keutamaan sebagai sebuah agama alam. Ia menghargai Keagungan Tuhan dimanapun di dunia sekeliling kita. Hindu menemukan tempat-tempat suci di setiap pegunungan atau dimanapun aliran sungai-sungai bertemu. Ia menghargai Bumi sebagai penjelmaan Ibu yang Suci. Sebuah agama yang memeluk alam sebagai bagian dari diri kita adalah penting untuk keselamatan planet ini di tahun-tahun mendatang.

Pertemuaan global antara agama-agama menyebabkan masyarakat mengenal bahwa agama-agama yang berbeda memiliki kebenarannya sendiri dan tak ada satu agamapun, tak satu ras pun, dapat mengklaim kebenaran atau keselamatan adalah miliknya. Kepercayaan-kepercayaan eksklusif pada Abad Pertengahan saat ini jatuh di bawah penelitian yang cermat oleh sebuah alasan global bahwa ia harus menghargai semua aspirasi-aspirasi kemanusiaan dan tidak lagi dapat membatasi dirinya kepada kepercayaan-kepercayaan dari satu komunitas.

Kemunculan abad planet menyediakan skenario yang sangat berbeda dan jauh yang jauh lebih baik bagi Hindu, yang di dalamnya agama Hindu sudah pasti akan menyebar lebih jauh lagi. Hindu adalah tradisi agama pluralitisk terbesar di dunia. Ia berlandaskan pandangan bahwa hanya ada Satu Kebenaran Mutlak tapi banyak jalan. Ia tidak berdasar kepada seorang penyelamat, gereja ataupun kitab suci. Kemungkinan ada lebih banyak agama di dalam Hindu daripada di luarnya. Dalam pelukannya yang luas dapat ditemukan monoteisme, polyteisme, dualisme, monisme, panteisme, dan bahkan ateisme. Pura-Pura Hindu, mengakomodasi banyak nama dan wujud-wujud Tuhan, banyak kitab dan banyak kebijaksanaan-kebijaksanaan agung yang bersal dari masa lalu dan juga modern. Abad planet ini juga sebuah abad pluralistik/keberagaman dan harus belajar hidup dengan agama-agama di seluruh dunia seperti yang telah dilakukan oleh Hndu terhadap agama-agama dari Bharatavarsha.

Abad mendatang adalah abad spritualitas dan kesadaran diri, bukan sekedar agama formal yang menghamba kepada Tuhan atau nabi. Abad ini juga adalah sebuah budaya spiritual seperti yang kita lihat dalam Hindu Dharma yang memeluk semua kehidupan dan alam. Abad planet mendatang bukanlah milik agama-agama yang mengejar konversi, yang membagi kemanusiaan menjadi yang percaya (beriman) dan yang tidak percaya (kafir), melainkan milik spiritualitas dari kesadaran sebagaimana dijelaskan dalam tradisi yoga, dan dicari oleh kaum mistik besar di semua tempat, yang menggabungkan kemanusiaan ke dalam sebuah keluarga besar bersama dengan seluruh alam semesta.

Kaum Hindu menyambut sebuah era baru kesadaran diri dan kesadaran Tuhan melebihi batas-batas dogma dan institusi, menghargai semua individu, semua budaya dan semua aspirasi spiritual. Mari kita menghargai Sang Diri yang ada dalam semua mahluk tanpa menghiraukan status keagamaan, etnis ataupun budaya. Hal ini bukan hanya menuntun kita menuju milenium baru yang sesungguhnya tetapi juga membawa kita melampaui waktu dan karma bersama-sama, sebagai tujuan utama dari perjuangan abadi kita.

(Diterjemahkan dari “Hinduism and the Clash of Civilization”, oleh Tude/AAG Putra Partanta)
oleh Dr. David Frawley

Dikutif HiYoGa ; Nyoman Karta Widnyana(Karangasem,Bali)2007


HINDU SEBAGAI AGAMA DUNIA

Tak Terlepas Dari Peran Pemuda

Agama Hindu akan menjadi agama dunia yang dominan pada abad 21 ini. Agama Hindu sedang berkembang menjadi agama universal yang sesungguhnya dan menjadi rumah bagi semua religiusitas yang murni. Penyebaran agama Hindu terutama tidaklah melalui para guru (spiritual) dan swami tapi melalui para intelektual dan penulis. Demikian dikatakan oleh Klaus K. Klostermaier, dalam bukunya A Survey Of Hinduism diterbitkan oleh State University of New York Press, 1989). Klaus K. Kostermaier, profesor dan kepala 'Department of Religion' di Universitas Manitoba, AS, tinggal selama 10 tahun di India untuk melakukan penelitian lapangan. Buku setebal 649 halaman termasuk catatan kaki, chronologi atas berbagai peristiwa penting dalam agama Hindu dan indeks, menyediakan informasi yang cukup lengkap tentang agama Hindu. Berikut tulisan yang diambil dari dua halaman terakhir dari buku tersebut.

Menurut Klostermaier, posisi dan dominasi agama Hindu pada abad 21 tidak bisa dilepaskan dari peran para pembaharu Hindu (Hindu Reformers) antara lain, untuk menyebut berapa nama saja :

Ram Mohan Roy, pendiri Brahmo Samaj (Masyarakat Tuhan), yang berhasil melakukan kampanye penghapusan 'sati'di India,

Dayananda Saraswati, pendiri Arya Samaj (Masyarakat Arya) suatu gerakan untuk memurnikan agama Hindu dengan kembali ke Weda,

Wiwekananda, pendiri Ramakrishna Mission, yang membawa agama Hindu ke Barat (Amerika Serikat),

MK. Gandhi, yang menjadi nabi bagi perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa dan satyagraha) yang memberi insipirasi bagi pejuang pergerakan pembebasan di berbagai belahan dunia, seperti Martin Luther King Jr di Amerika Serikat dan Nelson Mandela di Afrika Selatan, serta perjuangannya untuk menghapuskan (diskriminasi terhadap) kaum Chandala yang disebutnya sebagai kaum Harijan atau anak-anak Tuhan;

Rabindranath Tagore, sastrawan Hindu terkemuka, yang melalui karya-karya sastra menyebar luaskan ajaran Upanishad, dan esei-esei sosial religusnya melakukan kritik terhadap praktek yang keliru serta mengangkat nilai universal Hindu.

Sarvepalli Radhakrishnan, filsuf Hindu terbesar abad 20 sampai ...

Sri Satya Sai Baba yang memiliki pengikut tidak saja dari orang-orang Hindu tetapi juga dari agama lain.

Para pembaharu ini dengan tiada kenal lelah mempelajari teks, menggali nilai-nilai abadi Hindu dan memberikannya tafsir baru sesuai dengan konteks zamannya.

Lalu apa sumbangan orang-orang Hindu di Indonesia, khususnya kaum mudanya - bagi kemajuan Hindu? Apakah kita orang-orang Hindu di Indonesia akan dapat memberikan sumbangan positif atau hanya menjadi beban bagi kemajuan Hindu???

Ngakan Putu Putra - HDNet

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

Dikutip oleh HiYoGa (Hindu For Young Generation) ;N. Karta Widnyana