Friday, November 23, 2007

Seputar Saraswati

Pro Kontra Saraswati

Diakui atau tidak dirasakan atau kurang dihiraukan ternyata banyak persoalan pelaksanaan Upacara keagamaan, khususnya Hindu Nusantara yang terkesan masih menyisakan pemikiran Pro dan Kontra .Setidaknya demikian pengakuan para Generasi Hindu Muda selepas mengikuti persembahyangan Hari Raya Saraswati beberapa waktu lalu yang beberapa diantaranya juga menyempatkan diri mendengar beberapa Dharma Wecana yang disampaikan sejumlah Tokoh dibeberapa Pura yang ada di Bali.

Nah kondisi ini membuat Forum HiYoGa sempat berdebat panjang sampai-sampai Kami telat menulis Blog padahal disela-sela perayaan itu banyak catatan yang sedianya dikemukakan .Tapi atas desakan beberapa anggota Forum ,HiYoGa sepakat mencari tahu(Walau tentunya tak lebih dari seujung kuku) .Lalu apa kegelisahan dari sosok-sosok belia yang bisa saja dibilang sok ingin tahu itu …??

Bermula, semua dari mereka larut dalam aktifitas perayaan yang dipercaya sebagai Hari turunnya Ilmu pengetahuan (!0/10/2007),maklum banyak dari mereka yang masih berstatus siswa ataupun mahasiswa jadi semangat itu masing mengapi-api.banyak bahkan dari teman-teman mereka sepakat menyebut hari itu sebagai Odalan sekolah/Kampus,atau lembaga-lembaga pendidikan yang tentunya dikelola oleh Semeton Hindu.

Marak seumringah,harum semerbak dari aroma Dupa,kumkuman Tirta dan kembang mewarnai seluruh sekolah dari Kota hingga pedesaan di Bali,Bahkan di NTB(Khususnya Mataram)-Hasil laporan rekan kami(HiYoGa) disana, Umat Hindu(Khususnya remaja pelajar/mahasiswa) Setempat melanjutkan Bhakti mereka ke Pura-pura besar yang bertebaran khususnya di Lombok Barat,hingga dini hari untuk menyambung perayaan Banyu Pinaruh keesokan harinya.

Hal ini tentu menggembirakan ,dalam satu petikan seorang tokoh menyebut itu bagian dari meningkatnya kesadaran Umat, Secara pribadi Kami setuju itu..Tapi jangan heran diForum HiYoGa ,pandangan demikian masih menyisakan Tanda Tanya besar..Dan inilah awal perdebatan itu yang coba kami angkat dengan harapan mendapatkan sedikit gambaran terutama dari rekan-rekan sedharma yang bisa memahami cara tangkap praktis dari kalangan-kalangan Generasi Hindu yang pada Abad ini bergerak Dinamis,Gaul dan lekat dengan perubahan(Reformis) serta dihadapkan pada Budaya Global ,kemajuan teknologi dan Informasi.

Dengan berbagai upaya dalam rembug itu kami mencoba mengkerucutkan persoalan(Berdasarkan analisa Lapangan Remaja Hindu Bali/Lombok) tentunya kami tidak harus menggiring mereka terlalu serius alias memaksa pemikiran mereka pada penggalian-penggalian yang mendalam dalam memaknai semua itu ,alasannya jelas karena bukan kesimpulan nantinya kita bawa pulang selepas dialog melainkan suatu percik pemikiran menelusuri lewat alam bawah sadar(Barangkali) sehingga rangkaian-rangkaian pelaksanaan Upacara itu juga bersinergi dengan harum sumringahnya bathin dan kegembiraan Nurani sebagaimana balutan luar yang napak dari wajah-wajah Jegeg Bagus para Generasi Hindu dikala menyongsong Hari Saraswati. Lalu,apa yang membuat mereka bertanya ??

Ada beberapa hal yang mengganjal dibenak mereka, sebenarnya sih bisa dibilang sederhana tapi namanya juga pertanyaan dan keluh kesah jadi harapan mereka bisa mendapat gambaran untuk mereka ketok tularkan kepada rekan-rekan lainnya jikalau kebetulan mereka ada yang menanyakan prihal itu dan tentunya lebih bermanfaat juga kiranya jika mereka telah paham, jadi merayakan Hari Raya itu tidak lagi sebatas tampilan kulit walau hanya selintas, minimal itulah yang bisa dilakukan

Pertama Kenapa perayaan Saraswati khususnya di Bali lebih didominasi oleh para pelajar/mahasiswa ? atau hanya sebatas kelompok kebaktian dan konon juga bagi para balian, apa Saraswati bukan merupakan perayaan umum seperti Galungan,Nyepi atau perayaan-perayaan besar lainnya.?

Pertanyaannya terkesan sederhana bahkan mungkin basi tapi saat ditanyakan itu kepada kebanyakan Generasi (Bukan kepada siswa yang hendak ujian agama Hindu karena mereka akan mempersiapkan sebelumnya) Mereka gagu dan terakhir bisa ditebak jawabannya Nak Mulo Keto “ lebih tragis lagi “Cang sing maan ngerunguang “ setidaknya itulah hasil penelusuran teman-teman di Forum HiYoGa .Wayan salah seorang dari mereka nyeletup.Andaikan tidak ada sekolah/kampus atau lembaga-lembaga pendidikan tersebar di Bali bisa-bisa perayaan Saraswati itu sepi ,kami sempat mengintip tetangga yang tidak memiliki anak yang masih sekolah, mereka cuek tidak merayakan saraswati ,ketika ditawari oleh dagang banten saraswati disudut gang depan rumahnya ia menjawab ,saya tidak punya anak yang masih sekolah jadi saya tidak membeli banten saraswati. Beh saya bingung…ternyata bagi mereka perayaan saraswati itu adalah tuntutan bagi anak-anaknya yang masih sekolah.

Berangkat dari kasus demikian kami lantas berpikir untuk bertanya ,karena kami takut kalau ditanya nanti tidak bisa menjelaskan,masih mending kalau yang nanya tetangga atau teman-teman se-umat bisa saja dijawab mulo keto kalau non hindu misalnya lebih parah lagi orang-orang asing,mereka-mereka ini banyak yang penasaran.sebagai daerah tujuan wisata kita sering pengeng menjelaskan hal-hal sepele kepada mereka.

Belum juga mendapat gambaran jawaban yang pas dari pertanyaan pertama itu kami juga dirangsek dengan pertanyaan kedua masih seputar Saraswati..Upacara itu dirayakan berdasarkan sastra agama atau tradisi ? Untuk pertanyaan demikian kami terus terang tidak berani sok pintar,tapi namanya generasi mereka butuh jawaban,penjelasan lebih mengena lagi jika mereka menangkap kesan logis jika tidak jangan paksa mereka untuk menganggukkan kepala itu berlaku hanya didalam kelas karena mereka takut dibilang tidak mengerti .

Dan desakan pertanyaan yang paling banyak disampaikan termasuk mulai menjejali email generasihindu@yahoo.com adalah benarkan dihari raya Saraswati kita tidak bisa membaca, kenapa beberapa tokoh agama kerap menyampaikan pandangan terkait hal itu masih beragam ,jika benar atau tidak landasannya apa ? .

Bagaimana caranya menyampaikan pesan perayaan Saraswati yang sesuai dengan dunia generasi kekinian, lalu jika ilmu pengetahuan itu bisa bersumber dari lontar,(Pada masa lalu) kemudian berkembang kedalam buku-buku (Dalam decade ini) bukankah sumber pengetahuan berikutnya bisa juga bertambah yakni lewat internet ? ,terus setelah memberi banten pada lontar,buku kemudian Komputer logiskah ?....Pertanyaan-pertanyaan seabrek itu menjejali isi otak kami ,memang kalau dipikir-pikir lebih enak dijawab mulo keto. Tapi rasanya ada yang kurang ketika kita berkumpul,ngobrol kangin kauh seputar agama dan nyatanya kita tak punya power untuk menjawab pertanyaan yang notabena diajukan oleh siswa yang masih ingusan.

Karena kami memberi jeda,salah seorang yang tampil Punk meski berbusana adat itu langsung berkomentar “ Itu artinya ada Pro Kontra Saraswati “ Lontarnya. Tanpa dikomando spontan saja para rekan-rekan sebayanya yang lain menyetujui .

Barangkali mereka cukup sering menonton aksi unjuk rasa di TV jadinya mereka fasih dengan bahasa itu .Ya masih ada Pro- Kontra dalam benak mereka. Jangan lantas disalahkan begitu saja .Yang mereka butuhkan pastinya jawaban.

Dan sampai kami bawa tidur kami masih menyisipkan pesan generasi tadi didalam benak kami. Harapan kami bisa berdiskusi ringan lewat blog dengan rekan-rekan generasi yang kami yakini banyak diantara mereka yang paham(Jangan salah mungkin lebih banyak yang tidak paham lo) sehingga beban kami lebih ringan. Karena terus terang ketika kami giring mereka untuk banyak membaca tulisan-tulisan para pemikir-pemikir Hindu lewat buku-buku yang telah diterbitkannya mereka mengeluh ,katanya malas membaca dan herannya lagi mereka bilang terlalu berat .

Akhirnya repot juga tapi hati kecil kami berkata, perlu ada solusi lain barangkali untuk membuat mereka tergiring dan memahami. Semisal lewat audio visual (Mereka dengar dan tonton)dan itu adalah tantangan jika kita tidak ingin mendengar “loosing Hindu generation” (Generasi Hindu yang Hilang) .

Tantangan adalah tantangan,pancarian dan pemaknaan adalah sesuatu yang akan terus di gali sepanjang masa.dari generasi ke generasi, kami optimis mungkin tidak jauh dari kita banyak yang telah memahami jauh dari apa yang kami tahu.

Tapi sejalan dengan itu Kegelisahan akan tetap ada…So itulah pilihan kami untuk berbagi… Sebelum kami bertambah pusing kami tidak lupa berterimakasih terhadap mereka-mereka yang banyak berpartisifasi menyumbang ide,saran,percik pemikiran hingga kritik dan sarannya baik melalui blog generasihindu ini,email atau cara lain baik secara langsung maupun tidak langsung telah kami terima.


K.Vidnyana

1 comment:

Anonymous said...

Hello. I really think that such sites like yours are very important for self-development for everybody. Thank you for yours work.